Nama : Nur Fakih ibrohim
Kelas : 4EA16
NPM : 15210125
A.
Pengertian
Sebelum melangkah lebih jauh tentang seberapa
jauh peran manajemen stratejik dalam pengembangan organisasi, kita akan
menyimak dulu pengertian dari manajemen stratejik itu sendiri, berikut beberapa
ahli yang memberikan gambaran atau teori tentang manajemen stratejik itu
sendiri.
• Barney, 1997:27 - Manajemen strategis (strategic management) dapat dipahami sebagai proses pemilihan dan penerapan strategi-strategi. Sedangkan strategi adalah pola alokasi sumber daya yang memungkinkan organisasi-organisasi dapat mempertahankan kinerjanya.
• Grant, 1995:10 - Strategi juga dapat diartikan
sebagai keseluruhan rencana mengenai penggunaan sumber daya-sumber daya untuk
menciptakan suatu posisi menguntungkan. Dengan kata lain, manajamen strategis
terlibat dengan pengembangan dan implementasi strategi-strategi dalam kerangka
pengembangan keunggulan bersaing.
• Michael A. Hitt & R. Duane Ireland &
Robert E. Hoslisson (1997,XV)
Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata
• David 2002:5 - Seni dan pengetahuan untuk merumsukan, mengimplementasikan
and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu
mencapai obyektifnya.Manajemen strategis adalah proses untuk membantu organisasi dalam mengidentifikasi apa yang ingin mereka capai, dan bagaimana seharusnya mereka mencapai hasil yang bernilai. Besarnya peranan manajemen strategis semakin banyak diakui pada masa-masa ini dibanding masa-masa sebelumnya. Dalam perekonomian global yang memungkinkan pergerakan barang dan jasa secara bebas diantara berbagai negara, perusahaan-perusahaan terus ditantang untuk semakin kompetitif. Banyak dari perusahaan yang telah meningkatkan tingkat kompetisinya ini menawarkan produk kepada konsumen dengan nilai yang lebih tinggi, dan hal ini sering menghasilkan laba diatas rata-rata
• Hunger dan Wheelen 2003:4 - Serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan demikian dari definisi di atas dapat diketahui
fokus manajemen strategis terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran,
keuangan/akunting, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system
informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis
di katakan efektif apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran
bisnis, arah bisnis, kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing
dan rencana produk kami. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen
strategis.
Dari definisi tersebut terdapat dua hal penting yang dapat disimpulkan,
yaitu:1. Manajemen Strategik terdiri atas tiga proses:
a. Pembuatan Strategi, yang meliputi pengembnagan misi dan tujuan jangka panjang, mengidentifiksikan peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan dan kelemahan organisasi, pengembangan alternatif-alternatif strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.
b. Penerapan strategi meliputi penentuan sasaran-sasaran operasional tahunan, kebijakan organisasi, memotovasi anggota dan mengalokasikan sumber-sumber daya agar strategi yang telah ditetapkan dapat diimplementasikan.
c. Evaluasi/Kontrol strategi, mencakup usaha-usaha untuk memonitor seluruh hasil-hasil dari pembuatan dan penerapan strategi, termasuk mengukur kinerja individu dan organisasi serta mengambil langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.
2. Manajemen Strategik memfokuskan pada penyatuan/penggabungan aspek-aspek pemasaran, riset dan pengembangan, keuangan/akuntansi, operasional/produksi dari sebuah organisasi.
Strategik selalu “memberikan sebuah keuntungan”, sehingga apabila proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi gagal menciptakan keuntungan bagi organisasi tersebut maka dapat dikatakan proses manajemen tersebut bukan manajemen strategik.
B. Peran Manajemen Stratejik
Untuk meraih segala cita-cita
atau tujuan yang diinginkan oleh suatu organisasi atau perusahaan maka
penerapan manajemen stratejik justru sangat dibutuhkan guna apa yang diinginkan
bersama dapat kit capai dengan sebaik mungkin. Peran manajemen stratejik ketika
diimplementasikan dalam suatu organisasi maka setiap unit atau bagian yang ada
dalam organisasi tersebut dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebaik
mungkin. Apalagi melihat perkembangan zaman sekarang ini, dimana setiap
organisasi perusahaan telah melakukan ekspansi pasar guna mendapatkan keuntunga
yang banyak. Semuanya itu perlu langkah strategis dan taktik yang tepat
sehingga proses atau langkah yang diambil oleh pimpinan dapat dijalankan
seefektif dan seefisen mungkin.
Persaingan yang memunculkan
daya saing erat kaitannya dengan pemahaman mekanisme pasar (standar dan
benchmarking), kecepatan dan ketepatan penyampaian produk (barang dan jasa)
yang mampu menciptakan nilai tambah. Oleh karena itu, peningkatan daya saing
organisasi bersifat unik, tetapi pada intinya dipengaruhi oleh aspek
kreativitas, kapasitas, teknologi yang diguna-kan dan jangkauan pemasaran yang
dicapai. Hal tersebut diwujudkan dari tampilan produk, produktivitas yang
ting-gi dan pelayanan yang baik.
Esensi Manajemen Strategik dalam pengembangan daya saing organisasi, baik bersifat nirlaba maupun ber-orientasi laba dapat dijabarkan atas hal pokok berikut :
1. Pertumbuhan dan Keberlanjutan Yaitu Hal ini dicirikan oleh adanya kegiatan lebih besar dari organisasi yang nantinya berdampak pada peningkatan kesejahteraan SDM. Pencapaian kondisi tersebut di-dapatkan dari kerjasama antar individu yang mampu mewujudkan sinergi perkembangan organisasi sesuai siklus organisasi (pengenalan, pertumbuhan, kedewa-saa dan pembaharuan dengan kondisi penurunan, tetap dan naik kembali) ditinjau dari faktor internal maupun eksternal yang dipengaruhi oleh perubahan-perubahan, baik fundamental, incremental dan radikal dari nilai-nilai keinginan konsumen, serta persaingan yang ketat dalam kondisi yang mengandung ketidak-pastian dan penuh risiko.
2. Berpikir Strategik yaitu Hal ini dicirikan oleh pemahaman tentang pentingnya faktor waktu (lalu, kini dan esok), proses kontinu (siklus) dan iteratif (sekuens pembelajaran) dalam mengidentifikasi kegiatan yang menjanjikan ke depan yang berbasis pada pemetaan kemampuan (superior-tas) yang dimiliki (sumber daya seperti SDA, SDM dan SDB) dengan secara komprehensif memperhati-kan faktor-faktor makro seperti politik, ekonomi, teknologi dan sosial budaya, disamping upaya pem-belajaran organisasi dalam menuju daya saing secara parsial ataupun utuh. Realisasi berpikir strategik dapat ditunjukkan oleh konsep masukan, proses dan luaran dalam mengelola perubahan menurut peluang maupun ancaman yang ditemui sesuai dengan fase-fase berikut : pembentukan kelompok kerja, inventarisasi kegiatan, keterlibatan unit kerja dan status kegiatan. Hal tersebut dalam praktiknya didukung oleh konsep-konsep stra-tegi, baik yang klasik (siklus hidup produk dan SWOT), modern (BCG/Shell, A.D. Little, McKinsey, PIMS, SRI dan Porter) dan alternatif (PRECOM) yang dalam implementasinya sangat ditentukan oleh besar-an dimensinya (2-5) atau tema tertentunya.
3. Manajemen Strategik yaitu Manajemen Strategik dalam implementasinya ditentukan oleh tahapan identifikasi lingkungan (internal dan eksternal), perumusan strategi, implementasi strategi, pemantauan dan evaluasi strategi. Hal tersebut disusun dari sistem lingkungan yang terdiri dari analisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan : sumber daya, kapabilitas dan kompetensi inti) dan eksternal (peluang dan ancaman) yang dikenal sebagai SWOT ataupun pendekatan peran (policy, strategik dan fungsi) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, baik secara luas maupun spesifik, seperti:
(a) masuknya pendatang baru (skala ekonomi, diferensiasi produk, persyaratan modal, biaya peralih-an pemasok, akses ke saluran distribusi, kebijakan pemerintah dan lainnya;
(b) ancaman produk peng-ganti (biaya/harga);
(c) kekuatan tawar menawar pembeli (kuantitas, mutu dan ketersediaan);
(d) kekuatan tawar menawar pemasok (dominasi, integrasi dan keunikan);
(e) persaingan konvensional diantara pesaing (posisi dan ketergantungan).
Dalam proses manajemen strategik diperlukan
pernyataan-pernyataan yang terkait dengan penetapan visi (jati diri), misi
(justifikasi/pembeda) dan tujuan (target/standar) sebagai jawaban terhadap
pencanangan strategi yang telah disusun menurut tingkatannya (korporat, bisnis
dan fungsional) yang didasarkan pada muatan, konsis-tensi dan keterpaduannya
dari suatu kerangka kerja proses pengambilan keputusan organisasi untuk jang-ka
panjang. Dalam hal ini, struktur organisasi dengan berbagai bentuknya
(sederhana, fungsional, divisional, matriks, unit bisnis strategik berperan
pen-ting dalam pencapaian tujuan dari kebijakan yang dibuat.
C. Manfaat
Manajemen Stratejik
Dengan menggunakan manajemen strategik sebagai suatu kerangka kerja (frame work) untuk menyelesaikan setiap masalah strategis di dalam organisasi terutama berkaitan dengan persaingan, maka peran manajer diajak untuk berpikir lebih kreatif atau berpikir secara strategik.
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan Mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisa yang lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan.
Ada bebarapa manfaat yang diperoleh organisasi jika mereka menerapkan manajemen strategik, yaitu:
1. Memberikan arah jangka panjang yang akan dituju.
2. Membantu organisasi beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3. Membuat suatu organisasi menjadi lebih efektif
4. Mengidentifikasikan keunggulan komparatif suatu organisasi dalam lingkungan yang semakin beresiko.
5. Aktifitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan perusahaan untuk mencegah munculnya masalah di masa datang.
6. Keterlibatan anggota organisasi dalam pembuatan strategi akan lebih memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7. Aktifitas yang tumpang tindih akan dikurangi
8. Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
D. Langkah Dalam Pengembangan Organisasi
Langkah Pertama manajemen perlu secara detail
mengindentifikasi aktifitas yang perlu dikerjakan baik langsung maupun tidak
langsung sejak disusunnya proposal kegiatan (TOR), pengujian dan penilaian,
proses perencana-an program dan kegiatan, implementasi, pengendalian dan pengawasan.
Langkah Kedua yang perlu dilakukan untuk menganalisis profil/postur organisasi adalah mencari keterkaitan (lingkage) dari berbagai aktifitas rantai kegiatan tersebut, baik antar aktifitas pokok (fungsi utama) dan aktifitas penunjang (fungsi pelayanan)
Langkah Ketiga yaitu mencoba mencari sinergi potensial yang mungkin dapat ditemukan diantara output yang dihasilkan oleh setiap aktifitas yang dimiliki oleh organisasi.
Manajemen strategi merupakan sebuah proses yang
terdiri dari tiga kegiatan antara lain perumusan strategi, implementasi
strategi dan evaluasi strategi. Perumusan strategi terdiri dari
kegiatan-kegiatan mengembangkan misi bisnis, mengenali peluang dan ancaman
eksternal perusahaan, menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
obyektif jangka panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi
tertentu untuk dilaksanakan Isu perumusan strategi termasuk memutuskan bisnis
apa yang akan dimasuki bisnis apa yang harus dihentikan, bagaimana
mengalokasikan sumber daya, apakah memperluas operasi atau diversivikasi,
apakah akan memasuki pasar internasional, apakah akan melakukan merjer atau
membentuk usaha patungan, dan bagaimana menghindari pengambilalihan perusahaan
pesaing. Keputusan perumusan strategis mengikat suatu organisasi pada
produk,pasar, sumber daya, dan teknologi spesifik selama periode waktu
tertentu. Strategi menetapkan keunggulan bersaing jangka panjang. Apapun yang
akan terjadi, keputusan strategis mempunyai konsekuensi berbagai fungsi utama
dan pengaruh jangka panjang pada suatu organisasi. Implementasi strategi
menuntut perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, memperlengkapi dengan
kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya sehingga strategi
yang dirumuskan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi termasuk
mengembangkan budaya mendukung strategi, menciptakan struktur oragnisasi yang
efektif, mengubah arah usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan
memanfaatkan sistem informasi dan menghubungkan kompensasi karyawan dengan
prestasi organisasi. Implementasi strategi sering disebut tahap tindakan
manajemen strategis. Strategi implementasi berarti memobilisasi karyawan dan
manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Evaluasi
strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Para manajer sangat
perlumengetahui kapan strategi tertentu tidak berfungsi dengan baik, evaluasi
strategi berarti usaha untuk memperoleh informasi ini. Semua strategi dapat
dimodifikasi di masa depan karena faktor-faktor eksteral dan internal selalu
berubah. Tiga macam aktivitas mendasar untuk mengevaluasi strategi adalah
1) meninjau factor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi yang sekarang,
2) mengukur prestasi,
3) mengambil tindakan korektif.Aktivitas perumusan startegi, implementasi dan evaluasi terjadi di tiga tingkat hirarki dalam organisasi yang besar, korporasi, divisi atau unit bisnis strategis, dan fungsional.
Proses manajemen strategis dapat diuraikan
sebagai pendekatan yang obyektif, logis, sistematis untuk membuat keputusan
besar dalam suatu organisasi. Proses ini berusaha untuk mengorganisasikan
informasi kualitatif dan kuantitatif dengan cara yang memungkinkan keputusan
efektif diambil dalam kondisi yang tidak menentu. Berdasarkan pada pengalaman,
penilaian, dan perasaan, intuisi penting untuk membuat keputusan strategis yang
baik. Intuisi terutama bermamfaat untuk membuat keputusan dalam situasi yang
amat tidak menentu atau sedikit preseden. Proses manajemen strategis didasarkan
pada keyakinan bahwa organisasi seharusnya terus-menerus memonitor peristiwa
dan kecenderungan internal dan eksternal sehingga melaukan perubahan tepat
waktu. Teknologi informasi dan globalisasi adalah perubahan eksternal yang
mengubah bisnis dan masyarakat dewasa ini. Arus informasi yang cepat
menghilangkan batas negara sehingga orang dari seluruh dunia dapat melihat
sendiri bagaimana cara hidup orang lain. Dunia menjadi tanpa perbatasan dengan
warga Negara global, pesaing global, pelanggan global, pemasok global, dan
distributor global.
DAFTAR PUSTAKA
- Hartomo, Tommy, Kolonel Ir. Manajemen Stratejik (Berpikir Cerdas, Strategik dan Proses Manajemen) Litbang Pertahanan Indonesia.
- Wiweko, Hidayat SE. MSi.Manajemen Stratejik,Pusat Pengembangan Bahan AjarUMB.